Minggu, 26 Oktober 2008

Islam di Negeri Matahari Terbit

Jepang termasuk wilayah yang paling akhir mengenal agama Islam, tidak seperti Cina yang sejak awal mula turunnya Islam di Jazirah Arabia, sudah kedatangan para shahabat Nabi SAW dan telah banyak wilayah yang memeluk agama Islam
Bicara tentang dakwah Islam di Jepang, memang terlalu sedikit literatur yang bisa didapat. Tapi sejarah memang tidak menyuguhkan kepada kita tentang Jepang yang dimasuki dakwah Islam sejak masa lalu.
Belum jelas apa penyebab keterlambatan bangsa Jepang mengenal dan memeluk agama Islam. Memang pernah adanya kebijakan mengasingkan diri sekitar selama 200 tahun, mulai pertengahan abad ke-17, membuat Jepang tidak mempunyai kontak dengan dunia luar.
Barulah pada zaman Meiji (Restorasi Meiji) tahun1875, literatur-literatur mengenai Islam yang berasal dari Eropa atau Cina, mulai diterjemahkan dan masuk ke Jepang.
Salah satu catatan yang didapat menujukkan Jepang baru mengenal Islam di tahun 1952. Sumber yang lain menyebutkan bahwa Islam sudah sampai di Jepang lebih awal lagi. Sebab Masjid di Kobe sudah berdiri sejak tahun 1938. Dan ikut mengalami pengemboman dalam perang dunia kedua.
Tapi secara umum, memang boleh dibilang babwa Islam 'terlambat' masuk Jepang. Setelah dakwah Islam melanglang buana dari Maroko hingga Maraoke, ternyata Jepang malah baru kenal Islam di abad 20.
Penerapan Islam Bangsa Jepang
Muhammad Abduh yang menjadi rektor Al-Azhar di masanya pernah mengatakan bahwa beliau menemukan Islam di Eropa tapi tidak menemukan pemeluk Islam, sebaliknya di Mesir ada orang Islam tapi tidak ada Islam.
Barangkali maksudnya bahwa orang Eropa telah menjalankan ajaran Islam, walaupun tidak memeluk agama Islam secara resmi. Sebaliknya, bangsa Mesir meski memeluk agama Islam, namun mereka kurang menjalankan agama Islam.
Di Jepang, hal yang sekiranya mirip memang bisa kita saksikan.

Bangsa Jepang memang boleh dibilang tidak punya agama. Atau mungkin tepatnya tidak beragama tertentu secara serius. Mereka umumnya lahir dalam agama Shinto, kawin dengan gaya Kristen, dan mati dengan gaya Hindu.
Namun sisi kebaikan yang diajarkan agama Islam sebenarnya banyak dilakukan oleh bangsa ini. Misalnya, kita saksikan bagaimana mereka begitu taat kepada peraturan yang mereka buat sendiri, sampai seorang kawan menyebutkan bahwa agama orang Jepang adalah peraturan. Setiap pekerjaan dibuatkan SOP-nya hingga rinci, lalu mereka mentaatinya dengan tekun.
Selama kami di Jepang, rasanya belum pernah melihat sampah, baik di jalan atau pun di tempat umum lainnya. Tidak kita lihat orang menyeberang jalan seenaknya, kecuali bila lampu hijau penyeberangan sudah menyala.
Setiap masuk ruangan yang mengharuskan buka alas kaki, bangsa Jepang terbiasa menyusun sepatu mereka dengan rapi dan berjajar di rak. Bahkan sudah mengadap ke luar.
Di dalam subway yang penuh sesak dengan manusia sehingga petugas harus mendorong para penumpang dengan paksa, tidak kita dengar suara mereka mengobrol apalagi berisik. Meski padat sesak dan bersentuhan dengan ketat, tidak ada yang marah-marah.
Pendeknya, beberapa kebaikan yang jarang dilakukan oleh bangsa-bangsa muslim, justru sudah dilakukan oleh bangsa ini. Termasuk dalam hal produktifitas, penemuan ilmiyah, kemajuan teknologi, penjagaan dan pemeliharaan terhadap lingkungan, kejujuran, tidak adanya korupsi, taat hukum dan aturan main dan masih banyak lagi.
Sehingga semua ini membuat dakwah di negeri Jepang sangat terbuka lebar. Peradaban mereka secara lahiriyah sudah maju, tinggal bagaimana kita bangsa muslim Indonesia dapat mempresentasikan agama ini dengan sejuk, damai, logis dan menyenangkan.
Akan tiba waktunya suatu hari bangsa Jepang tertarik belajar agama Islam, bukan lewat paksaan atau pun bahasa verbal lainnya, namun lewat keteladanan, akhlaqul karimah, keramahan dan toleransi bangsa kita yang muslim. **ERAMUSLIM**

*Islam Center*
- nikmati proses hidup
- menyikapi valentine day
- sejarah valentine day
- kiat-kiat membangun kepercayaan dari orang lain
- islam di negeri matahai terbit


1 komentar:

  1. Kang Wai8/30/2009

    tegakan dakwah dimanapun dan kapan pun,...

    BalasHapus