Kamis, 13 November 2008
Pengertian Manajemen
Pengertian manajemen menurut Malayu (1999 : 27) Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu. sedangkan menurut Makharita
(dalam Soewarno 2001 : 19), mengemukakan bahwa “Manajemen adalah pemanfaatan sumber daya manusia yang tersedia atau berpotensial di dalam pencapai tujuan“.
Pengertian manajemen menurut Terry (dalam Soemardhi 1999:76), menyebutkan “Manajeman adalah proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan Planning, Organizing, Actuating, Controlling, di mana pada tiap-tiap bidang digunakan baik ilmu pengetahuan maupun keahlian dan yang telah dilaksanakan secara berurutan dalam rangka usaha mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya”.
Model proses manajemen ini sering disebut sebagai fungsi manajemen.
Menurut Terry (dalam Soewarno, 2001:67) fungsi-fungsi manajemen tersebut meliputi antara lain :
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dari membuat serta mengembangkan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal memisualisasikan serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan.
Perencanaan yang baik haruslah merupakan suatu proses analisis yang cermat terhadap berbagai kemungkinan yang akan dihadapi organisasi dimasa depan dengan memandang berbagai kondisi yang dimiliki perusahaan dan memprediksi apa efeknya bagi perusahaan.
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, hingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atas sasaran tertentu.
Pengorganisasian terdiri dari kegiatan membagi pekerjaan diantara kelompok, individu dan mengkoordinasikan hubungan antar kegiatan indiidu dan kelompok. Sehingga menyebabkan timbulnya sebuah struktur organisasi yang dapat berfungsi sebagai sebuah kerangka yang merupakan titik pusat bagi berbagai aktivitas yang ada.
3. Menggerakan (actuating)
Menggerakan merupakan sebuah usaha untuk menggerakan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai tujuan dan sasaran-sasaran perusahaan dan sasaran-sasaran pribadi. Dalam upaya pelaksanaan fungsi ini seorang manajer harus mampu memahami berbagai hal yang menyangkut motivasi pribadi atau kelompok, komunikasi pribadi atau kelompok serta konflik pribadi maupun kelompok. Pemahaman terhadap berbagai hal tersebut akan memberikan sumbangan yang berharga bagi seorang manajer dalm upaya menggerakan anggotanya untuk mencapai sasaran perusahaan.
4. Pengendalian (controlling)
Pengendalian berarti mendeterminasikan apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi pengawasan dan apabila perlu menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana
Dari beberapa pendapat tersebut di atas, terdapat kesamaan pengertian tentang manajemen yaitu sebagai berikut : manajemen merupakan salah satu fungsi atau kegiatan untuk menggerakan organisasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya yang dilakukan oleh orang-orang dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia (man, material, machine, method, money), manajeman pada dasarnya adalah alat untuk mencapi tujuan yang ingin dicapai.
Read More.. Read More..
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Wahyudi (2002:10), mengemukakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah: “Ilmu dan seni atau proses memperoleh, memajukan atau mengembangkan, dan memelihara tenaga kerja yang kompeten sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien dan ada kepuasan pada diri pribadi”.
Sedangakan menurut Flippo yang diterjemahkan oleh Wahyudi (2002 : 9) mengemukakan bahwa :
Manajemen sumber daya manusia merupakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dari pada pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahaan sumber daya manusia ke suatu titik akhir dimana tujuan-tujuan perorangan, organisasi dan masyarakat terpenuhi.
Dari definisi di atas secara ringkas dapat dikatakan bahwa manajemen sumber daya manusia menempatkan tenaga kerja dalam organisasi tidak hanya sebagai alat produksi. Lebih dari itu, tenaga kerja merupakan asset/kekayaan organisasi yang terbentuk, sumber daya manusia mempunyai citra, rasa dan karsa yang berbeda-beda, sehingga harus dikelola dengan pendekatan yang lebih manusiawi. Pendekatan sistem sosial yang menempatkan manusia sesuai dengan harkatnya sebagai mahluk sosial.
Manajemen sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi, manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan institusi atau organisasi.
Read More.. Read More..
Pengertian Tentang Efektivitas
Efektivitas kerja pegawai yaitu suatu keadaan tercapainya tujuan yang diharapkan atau dikehendaki melalui penyelesaian pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Adapun pengertian efektivitas menurut para ahli diantaranya sebagai berikut :
Sondang P. Siagian (2001 : 24) memberikan definisi sebagai berikut : “Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya.
Sementara itu Abdurahmat (2003:92) “Efektivitas adalah pemanpaatan sumber daya, sarana dan prasaranadalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjaan dapat dilaksanakan secara tepat, efektif, efisien apabila pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan yang telah direncanakan.
Minggu, 26 Oktober 2008
NIKMATI PROSES HIDUP
Ketika jualan dalam rangka mencari nafkah untuk keluarga, maka masalah yang terpenting bagi kita bukanlah uang dari jualan itu, karena uang itu ada jalurnya, ada rizkinya dari ALLOH dan semua pasti mendapatkannya. Karena kalau kita mengukur kesuksesan itu dari untung yang didapat, maka akan gampang sekali bagi ALLOH untuk memusnahkan untung yang didapat hanya dalam waktu sekejap. Dibuat musibah menimpanya, dikenai bencana, hingga akhirnya semua untung yang dicari berpuluh-puluh tahun bisa sirna seketika.
Walhasil yang terpenting dari bisnis dan ikhtiar yang dilakukan adalah prosesnya. Misal, bagaimana selama berjualan itu kita selalu menjaga niat agar tidak pernah ada satu miligram pun hak orang lain yang terambil oleh kita, bagaimana ketika berjualan itu kita tampil penuh keramahan dan penuh kemuliaan akhlak, bagaimana ketika sedang bisnis benar-benar dijaga kejujuran kita, tepat waktu, janji-janji kita penuhi.
Dan keuntungan bagi kita ketika sedang berproses mencari nafkah adalah dengan sangat menjaga nilai-nilai perilaku kita. Perkara uang sebenarya tidak usah terlalu dipikirkan, karena ALLOH Mahatahu kebutuhan kita lebih tahu dari kita sendiri. Kita sama sekali tidak akan terangkat oleh keuntungan yang kita dapatkan, tapi kita akan terangkat oleh proses mulia yang kita jalani.
Ini perlu dicamkan baik-baik bagi siap pun yang sedang bisnis bahwa yang termahal dari kita adalah nilai-nilai yang selalu kita jaga dalam proses. Termasuk ketika kuliah bagi para pelajar, kalau kuliah hanya menikmati hasil ataupun hanya ingin gelar, bagaimana kalau meninggal sebelum diwisuda? Apalagi kita tidak tahu kapan akan meninggal. Karenanya yang paling penting dari perkuliahan, tanya dulu pada diri, mau apa dengan kuliah ini? Kalau hanya untuk mencari isi perut, kata Imam Ali, "Orang yang pikirannya hanya pada isi perut, maka derajat dia tidak akan jauh beda dengan yang keluar dari perutnya". Kalau hanya ingin cari uang, hanya uang, maka asal tahu saja penjahat juga pikirannya hanya uang.
Dalam mencari rizki ada dua perkara yang perlu selalu kita jaga, ketika sedang mencari kita sangat jaga nilai-nilainya, dan ketika dapat kita distribusikan sekuat-kuatnya. Inilah yang sangat penting. Dalam perkuliahan, niat kita mau apa nih? Kalau mau sekolah, mau kuliah, mau kursus, selalu tanyakan mau apa nih? Karena belum tentu kita masih hidup ketika diwisuda, karena belum tentu kita masih hidup ketika kursus selesai.
Ah, Sahabat. Kalau kita selama kuliah, selama sekolah, selama kursus kita jaga sekuat-kuatnya mutu kehormatan, nilai kejujuran, etika, dan tidak mau nyontek lalu kita meninggal sebelum diwisuda? Tidak ada masalah, karena apa yang kita lakukan sudah jadi amal kebaikan. Karenanya jangan terlalu terpukau dengan hasil.
Begitu juga saat melamar seseorang, kita harus siap menerima kenyataan bahwa yang dilamar itu belum tentu jodoh kita. Persoalan kita sudah datang ke calon mertua, sudah bicara baik-baik, sudah menentukan tanggal, tiba-tiba menjelang pernikahan ternyata ia mengundurkan diri atau akan menikah dengan yang lain. Sakit hati sih wajar dan manusiawi, tapi ingat bahwa kita tidak pernah rugi kalau niatnya sudah baik, caranya sudah benar, kalaupun tidak jadi nikah dengan dia. Siapa tahu ALLOH telah menyiapkan kandidat lain yang lebih cocok.
Oleh sebab itu, sekali lagi jangan terpukau oleh hasil, karena hasil yang bagus menurut kita belum tentu bagus menurut perhitungan ALLOH. Kalau misalnya kualifikasi mental kita hanya uang 50 juta yang mampu kita kelola. Suatu saat ALLOH memberikan untung satu milyar, nah untung ini justru bisa jadi musibah buat kita. Karena setiap datangnya rizki akan efektif kalau iman kitanya bagus dan kalau ilmu kitanya bagus. Kalau tidak, datangnya uang, datangnya gelar, datangnya pangkat, datangnya kedudukan, yang tidak dibarengi kualitas pribadi kita yang bermutu sama dengan datangnya musibah. Ada orang yang hina gara-gara dia punya kedudukan, karena kedudukannya tidak dibarengi dengan kemampuan mental yang bagus, jadi petantang-petenteng, jadi sombong, jadi sok tahu, maka dia jadi nista dan hina karena kedudukannya.
Nah, Sahabat. Selalulah kita nikmati proses. Seperti saat seorang ibu membuat kue lebaran, ternyata kue lebaran yang hasilnya begitu enak itu telah melewati proses yang begitu panjang dan lama. Mulai dari mencari bahan-bahannya, memilah-milahnya, menyediakan peralatan yang pas, hingga memadukannya dengan takaran yang tepat, dan sampai menungguinya di open. Dan lihatlah ketika sudah jadi kue, baru dihidangkan beberapa menit saja, sudah habis. Apalagi biasanya tidak dimakan sendirian oleh yang membuatnya. Bayangkan kalau orang membuat kue tadi tidak menikmati proses membuatnya, dia akan rugi karena dapat capeknya saja, karena hasil proses membuat kuenya pun habis dengan seketika oleh orang lain. Artinya, ternyata yang kita nikmati itu bukan sekedar hasil, tapi proses.
Begitu pula ketika ibu-ibu punya anak, lihatlah prosesnya. Hamilnya sembilan bulan, sungguh begitu berat, tidur susah, berbaring sulit, berdiri berat, jalan juga limbung, masya ALLOH. Kemudian saat melahirkannya pun berat dan sakitnya juga setengah mati. Padahal setelah si anak lahir belum tentu balas budi. Sudah perjuangan sekuat tenaga melahirkan, sewaktu kecil ngencingin, ngeberakin, sekolah ditungguin, cengengnya luar biasa, di SD tidak mau belajar (bahkan yang belajar, yang mengerjakan PR justru malah ibunya) dan si anak malah jajan saja, saat masuk SMP mulai kumincir, masuk SMU mulai coba-coba jatuh cinta. Bayangkanlah kalau semua proses mendidik dan mengurus anak itu tidak pakai keikhlasan, maka akan sangat tidak sebanding antara balas budi anak dengan pengorbanan ibu bapaknya. Bayangkan pula kalau menunggu anaknya berhasil, sedangkan prosesnya sudah capek setengah mati seperti itu, tiba-tiba anak meninggal, naudzhubillah, apa yang kita dapatkan?
Karena memang rizki kita bukan apa yang kita dapatkan, tapi apa yang dengan ikhlas dapat kita lakukan. ***(dikutip dari MQ)
*Islam Center*
- nikmati proses hidup
- menyikapi valentine day
- sejarah valentine day
- kiat-kiat membangun kepercayaan dari orang lain
- islam di negeri matahai terbit
Islam di Negeri Matahari Terbit
Bicara tentang dakwah Islam di Jepang, memang terlalu sedikit literatur yang bisa didapat. Tapi sejarah memang tidak menyuguhkan kepada kita tentang Jepang yang dimasuki dakwah Islam sejak masa lalu.
Belum jelas apa penyebab keterlambatan bangsa Jepang mengenal dan memeluk agama Islam. Memang pernah adanya kebijakan mengasingkan diri sekitar selama 200 tahun, mulai pertengahan abad ke-17, membuat Jepang tidak mempunyai kontak dengan dunia luar.
Barulah pada zaman Meiji (Restorasi Meiji) tahun1875, literatur-literatur mengenai Islam yang berasal dari Eropa atau Cina, mulai diterjemahkan dan masuk ke Jepang.
Salah satu catatan yang didapat menujukkan Jepang baru mengenal Islam di tahun 1952. Sumber yang lain menyebutkan bahwa Islam sudah sampai di Jepang lebih awal lagi. Sebab Masjid di Kobe sudah berdiri sejak tahun 1938. Dan ikut mengalami pengemboman dalam perang dunia kedua.
Tapi secara umum, memang boleh dibilang babwa Islam 'terlambat' masuk Jepang. Setelah dakwah Islam melanglang buana dari Maroko hingga Maraoke, ternyata Jepang malah baru kenal Islam di abad 20.
Penerapan Islam Bangsa Jepang
Muhammad Abduh yang menjadi rektor Al-Azhar di masanya pernah mengatakan bahwa beliau menemukan Islam di Eropa tapi tidak menemukan pemeluk Islam, sebaliknya di Mesir ada orang Islam tapi tidak ada Islam.
Barangkali maksudnya bahwa orang Eropa telah menjalankan ajaran Islam, walaupun tidak memeluk agama Islam secara resmi. Sebaliknya, bangsa Mesir meski memeluk agama Islam, namun mereka kurang menjalankan agama Islam.
Di Jepang, hal yang sekiranya mirip memang bisa kita saksikan.
Bangsa Jepang memang boleh dibilang tidak punya agama. Atau mungkin tepatnya tidak beragama tertentu secara serius. Mereka umumnya lahir dalam agama Shinto, kawin dengan gaya Kristen, dan mati dengan gaya Hindu.
Namun sisi kebaikan yang diajarkan agama Islam sebenarnya banyak dilakukan oleh bangsa ini. Misalnya, kita saksikan bagaimana mereka begitu taat kepada peraturan yang mereka buat sendiri, sampai seorang kawan menyebutkan bahwa agama orang Jepang adalah peraturan. Setiap pekerjaan dibuatkan SOP-nya hingga rinci, lalu mereka mentaatinya dengan tekun.
Selama kami di Jepang, rasanya belum pernah melihat sampah, baik di jalan atau pun di tempat umum lainnya. Tidak kita lihat orang menyeberang jalan seenaknya, kecuali bila lampu hijau penyeberangan sudah menyala.
Setiap masuk ruangan yang mengharuskan buka alas kaki, bangsa Jepang terbiasa menyusun sepatu mereka dengan rapi dan berjajar di rak. Bahkan sudah mengadap ke luar.
Di dalam subway yang penuh sesak dengan manusia sehingga petugas harus mendorong para penumpang dengan paksa, tidak kita dengar suara mereka mengobrol apalagi berisik. Meski padat sesak dan bersentuhan dengan ketat, tidak ada yang marah-marah.
Pendeknya, beberapa kebaikan yang jarang dilakukan oleh bangsa-bangsa muslim, justru sudah dilakukan oleh bangsa ini. Termasuk dalam hal produktifitas, penemuan ilmiyah, kemajuan teknologi, penjagaan dan pemeliharaan terhadap lingkungan, kejujuran, tidak adanya korupsi, taat hukum dan aturan main dan masih banyak lagi.
Sehingga semua ini membuat dakwah di negeri Jepang sangat terbuka lebar. Peradaban mereka secara lahiriyah sudah maju, tinggal bagaimana kita bangsa muslim Indonesia dapat mempresentasikan agama ini dengan sejuk, damai, logis dan menyenangkan.
Akan tiba waktunya suatu hari bangsa Jepang tertarik belajar agama Islam, bukan lewat paksaan atau pun bahasa verbal lainnya, namun lewat keteladanan, akhlaqul karimah, keramahan dan toleransi bangsa kita yang muslim. **ERAMUSLIM**
*Islam Center*
- nikmati proses hidup
- menyikapi valentine day
- sejarah valentine day
- kiat-kiat membangun kepercayaan dari orang lain
- islam di negeri matahai terbit
Read More.. Read More..
Rabu, 22 Oktober 2008
Sungguh dahsyat pengaruh suatu kepercayaan dan luar biasa pentingnya untuk kesuksesan karir kehidupan di dunia maupun di akhirat, Bahkan melampaui modal harta benda, kedudukan, jabatan, atau ilmu sekalipun. Ketika kepercayaan sudah sirna di hati orang lain, sulit sekali ntuk tumbuh, walaupun dengan berjuta janji atau membayar dengan harta sebanyak apapun, jikalau kepercayaan di hati orang sudah hilang maka perasaan yang muncul selalu mencurigai dan rasa tidak percaya diri akan selalu membayang dan membekas.
A. Kejujuran yang terbukti dan teruji
Kejujuran adalah perilaku kunci yang sangat efektif untuk membangun kepercayaan (kredibilitas), begitu pula bila sebaliknya dapat menghancurkan kehidupan seseorang.
Biasakanlah selalu jujur dimulai dari hal yang paling sederhana dan kecil sekalipun, walaupun terhadap anak kecil, yakinlah tak akan pernah untung sama sekali dengan ketidakjujuran selain kerugian yang mendera dan menghancurkan, sudah terlalu banyak bukti di sekitar kita untuk dijadikan pelajaran.
1. Jangan sekali-kali berbohong atau terpancing untuk menambah omongan sehinga menjadi dusta walau dalam gurauan sekalipun.
2. Jangan pernah mudah membuat janji, pastikan setiap janji yang diucapkan sudah diperhitungkan matang-matang, dan berusaha keraslah untuk memenuhi janji.
3. Tepat waktulah dalam segala hal, jangan terlambat atau gemar menunda-nunda atau mengakhirkan.
4. Biasakanlah memiliki data dan fakta yang jelas, dan bersikaplah terbuka.
5. Milikilah kemampuan dan kesungguhan mengevaluasi diri, dan segera perbaiki diri begitu ditemukan kesalahan serta bertanggungjawablah dengan sungguh-sungguh dan tulus.
6. Jangan pernah patah semangat bila didapati masa lalu kita pernah atau banyak keidakjujuran.
B. Cakap
Komponen kedua yang tak kalah pentingnya adalah kehandalan dan kecakapan kita dalam melaksanakan tugas. Walaupun sangat dikenal dan teruji kejujurannya tapi kalau dalam melaksanakan tugas sering berbuat lalai dan kesalahan maka hal ini pun akan merontokkan kredibilitas.
1. Kunci utamanya adalah secara sadar kita harus selalu belajar, melatih diri, mengembangkan kemampuan, wawasan serta keterampilan kita secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga selalu memiliki kesiapan yang memadai untuk melaksanakan tugas.
2. Awalilah selalu dengan membuat perencanaan yang baik dan persiapan yang matang, gagal dalam merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan.
3. Jangan lupa selalu check and recheck, tak boleh kita melakukan sesuatu tanpa cek ulang, sangat banyak peluang kesalahan atau kegagalan yang terselamatkan dengan sikap yang selalu mengadakan pengecekan ulang.
4. Laksanakan segala sesuatu dengan kesungguhan, sikap yang hati-hati dan cermat, jangan anggap remeh kelalaian dan kecerobohan karena semua itu biang kesalahan dan kegagalan.
5. Selalu sempatkan untuk evaluasi dari setiap tahapan apapun yang kita lakukan, percayalah merenung sejenak untuk mengevaluasi membuat karya kita akan semakin bermutu.
6. Nikmatilah dengan menyempurnakan apa yang bisa dilakukan, jangan pernah puas dengan setengah-setengah, jangan pula puas dengan 90%, kalau kita bisa menyempurnakannya, mengapa tidak?
C. Inovatif
Segala sesuatu yang ada selalu berubah, di dunia ini tidak ada sesuatu apapun yang tidak berubah, satu-satunya yang tetap adalah perubahan itu sendiri, oleh karena itu siapa pun yang tidak menyiapkan diri untuk menghadapi perubahan maka dia akan tergilas kalah oleh perubahan tersebut.
Maka jelaslah sudah yang dimaksud dengan sabda Rasulullah bahwa orang yang hari ini sama dengan hari kemarin adalah orang yang merugi karena berarti tak ada kemajuan dan tetinggal oleh perubahan, orang yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dianggap orang yang celaka, karena berarti akan tertinggal jauh dan sulit mengejar, satu-satunya pilihan bagi orang yang beruntung adalah hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, berarti harus ada penambahan sesuatu yang bermanfaat, inilah sikap perubahan yang diharapkan selalu terjadi pada seorang muslim, sehingga tidak akan pernah tertinggal, dia selalu antisipatif terhadap perubahan, dan selalu siap menyikapi perubahan.
Berikut ini beberapa anjuran agar kita dapat selalu mengembangkan kemanpuan kreatif kita:
1. Banyak membaca dan menulis.
2. Banyak berdiskusi dan bertanya.
3. Banyak melihat (mengadakan studi banding).
4. Banyak merenung (tafakur).
5. Banyak berbuat dan mencoba.
6. Banyak beribadah dan berdo'a.
Mudah-mudahan kegighan diri kita, menjaga agar karir hidup ini menjadi orang bersih, terbuka, ujur terpercaya yang dilakukan dengan tulus karena Allah semata. Selamat berjuang saudaraku sekalian, cukuplah Allah sebagai satu-satunya tujuan, pelindung, tumpuan harapan dan satu-satunya penolong kita semua.
*Islam Center*
- nikmati proses hidup
- menyikapi valentine day
- sejarah valentine day
- kiat-kiat membangun kepercayaan dari orang lain
- islam di negeri matahai terbit